rss

About Me

Foto Saya
A Muslim Scientist and A Great Ulama' Inventors figure 0 and Al Jabar Mathematical Theory

Rabu, 28 Maret 2012

Benarkah Matahari Mengelilingi Bumi?

Oleh: Maman Rakhmanudin, S.Si*

Sejarah telah mencatat pertentangan aliran heliosentris yaitu: matahari sebagai pusat tata surya dengan geosentris yaitu: bumi sebagai pusatnya. Pertentangan ini terus berkecamuk sampai sekarang, padahal kedua benda (matahari dan bumi) adalah benda yang tidak lepas dari pengamatan kita sehari-hari, baik dalam keadaan diam dan bergerak.
Pertentangan ini terus berlanjut di kalangan ilmuan, hal ini menjadi pertanyaan “adakah kepentingan akan sesuatu hal dibalik wacana ini”. Bukankah hal ini berkaitan dengan fisika, suatu ilmu pasti yang berkaitan dengan alam semesta. Mengapa para ilmuan terasa kabur dalam menjelaskan permasalahan heliosentris vs geosentris. Permasalahan ini adalah suatu hal yang nyata dan dapat kita menyaksikan dan merasakkan kejadian alam yang berkaitan dengan kedua benda itu, tentunya jawaban pasti yang ingin kita dapatkan.
Dalam sejarah telah mencatat silih bergantinya kedua paham ini. Paham heliosentris yang diusung oleh Pythagoras yang hidup sekitar tahun 500 SM. Kemudian dibantah oleh Aristoteles yang berpendapat bahwa bumi adalah pusat jagat raya, berbentuk bulat dan matahari serta bintang-bintang mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam. Teori ini dikenal dengan Geosentris. Teori ini dikuatkan oleh ilmuan lainnya yaitu: Iskandar Ptolomeus yang hidup tahun 151-127 SM. Teori ini bertahan selama 12 abad sejak zaman Ptolomeus. Tetapi akhirnya muncullah Nicolaus Copernicus yang hidup tahun 1473-1543 M. Ia memunculkan teori yang berbeda dengan yang sebelumnya. Dalam bukunya yang ditulis tahun 1507 M, De Revolutionibus Orbium Caelestium (peredaran alam semesta), ia mengemukakan bahwa matahari sebagai pusat tata surya, teori ini dikenal dengan Heliosentris. Akankah kembali kepada teori Geosentris, dimana bumi sebagai pusat. Dalam hal ini penulis memunculkan wacana-wacana yang mudah-mudahan menjadi bahan perenungan, sehingga kita dapat menyingkap kebenaran ciptaan-Nya.

Bumi itu bulat
Telah disepakati oleh para ilmuan bahwa bumi itu bulat. Dan Al-Qur’an pun menukilkan demikian dalam surat Az-Zumar 39:5. Allah berfirman : “... Dia memutarkan malam atas siang dan memutarkan siang atas malam ...”. Juga banyak sekali bukti yang bisa kita saksikan sendiri langsung dengan panca indera kita yang menunjukkan bahwa bumi itu bulat, di antaranya :
Berlayarlah kearah barat atau timur terus menerus, maka suatu ketika kita akan sampai ditempat semula saat berangkat.
Pergilah ketepi laut, lihatlah kapal yang pergi berlayar meninggalkan tepi pelabuhan maka akan kita saksikan bahwa ia semakin lama semakain turun dan akhirnya kelihatan hanya bagian atasnya saja, lalu beberapa saat kemudian hilang.

Langitpun bulat
Keberadaan langit sebagai atap bumi, sedangkan bumi itu bulat, maka langitpun bulat. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anbiya 21:32. “ Dan Kami jadikan langit itu sebagai atap yang terjaga ...”. jika kita meyakini demikian, maka bumi sebagai pusat bulatan langit yang sangat luas dengan kata lain bumi sebagai pusat jagat raya.

Lalu bagaimana dengan teori Big Bang? Teori yang menyatakan bahwa alam semesta tercipta karena ledakan yang maha dahsyat dan kemudian alam semesta terus berkembang dan mengembang. Benarkah demikian? Bukankah ledakan sehebat apapun akan menghasilkan ketidakteraturan dan kekacauan, sesuatu dapat meledak itu pasti ada sebabnya, ada bahan terjadinya suatu ledakkan. Sangat ironis kalau kita meyakini hal ini, kita harus meyakini bahwa alam semesta ada karena diciptakan Allah dengan perhitungan nan sempurna, bukan karena ledakan yang cenderung tidak teratur. Dan Allah menciptkan Bumi terlebih dahulu sebagai pusat dari pada langit. Sebagaimana firman Allah dalam surat Fushsilat 41:9-12.

Bumi sebagai pusat tata surya
Allah berfirman dalam surat Yassin 36:40 “ Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”. Kita dapat membuktikan sendiri dan dapat merasakan fenomena alam ini. Cobalah kita berdiri ditengah tanah lapang dari pagi sampai sore, siapakah yang bergerak bumi atau mataharikah yang bergerak? Kemudian lanjutkan, masih ditempat yang sama dari malam sampai pagi, maka kita akan temukan bulan dan mataharipun sirna, siapakah yang bergerak bulan atau bumikah yang bergerak? Kita dapatkan jawabannya, bahwa bulan dan matahari yang bergerak mengelilingi bumi, bulan dan mataharilah yang memiliki garis edar seperti yang dinukilkan pada firman Allah diatas. Maka dapat kita pastikan bumi sebagai pusat tata surya.

Lalu bagaimana dengan planet yang lain beredar mengelilingi matahari atau bumikah? Penulis ambil contoh planet venus, planet yang dekat dengan bumi. Cobalah kita keluar rumah dan memandang kearah langit bagian timur di waktu shubuh (pukul : 4.30-5.00 WIB), maka kita akan dapatkan cahaya seperti bintang atau yang dikenal bintang kejora nama lain dari planet venus, planet yang paling baik mementulkan cahaya matahari sehingga dia memencarkancahaya layaknya bintang. Keesokan harinya diwaktu dan posisi yang sama kita akan menemukan planet venus kembali, seperti setiap malam kita temukan bulan dan pagi kita temukan matahari. Hal ini menunjukkan plenet venus beredar mengelilingi bumi.

Bumi itu diam tidak berotasi
Banyak sekali firman Allah yang menunjukkan bahwa bumi itu diam tidak bergerak (berotasi). Seperti firman Allah pada Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan bergeser, dan sungguh jika keduanya akan bergeser tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia itu Maha penyantun lagi Maha pengampun. [ Qs. Fathir 35:41]. Ayat ini sangat jelas menunjukan bahwa bumi tidak bergerak, karena seandainya bumi bergerak mengelilingi matahari maka berarti dia bergeser dari satu tempat ke tempat lainnya.
“Allah yang menjadikan bumi bagi kamu sebagai tempat menetap dan langit sebagai atap ...”.[Qs. Ghofir 40:64]. Jelaslah bahwa bumi itu tempat tinggal yang baik bagi manusia, di atasnya manusia bisa berjalan dengan nyaman dan beratapkan langit sebagai atap yang terjaga bagi alam. Dalam Qur’an surat yang lain Allah menyebutkan manusia dicipta dan menjadi penguasa di bumi, bukan di planet yang lain. “ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “ sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang kolifah di muka bumi...”.[Qs.Al-Baqoroh 2:30].

Lalu bagaimana jika bumi berotasi, seperti yang di yakini saat ini. Bahwa bumi berotasi sangat cepat sehingga air laut tidak tumpah dan kita tidak merasakan apapun, benarkah demikian?
Cobalah perhatikan dan renungkan beberapa peristiwa berikut:
Ambilah sebuah bola pingpong dan lumuri dengan madu kental. Kemudian putarlah bola tersebut apa yang terjadi? Madu akan berceceran itu pun kental bagaimana dengan air laut yang encer, benarkah kita tidak merasakan getaran bola tersebut.
Fenomena ibadah puasa di bulan Ramadhan, ketika menjelang berbuka puasa, masyarakat kita banyak keluar rumah “ngabuburit”, seraya menyaksikan matahari kapan terbenam dan dapat dipastikan terbenam dalam hitungan menit, lalu bagaimana jika bumi berotasi dapatkah kita pastikan waktu berbuka puasa. Begitu juga dengan perayaan tahun baru yang banyak di rayakan di penjuru dunia, asia, amerika eropa, australia dan afrika. Bahkan di indonesiapun tak ketinggalan ikut merayakannya. Dalam perayaan tersebut dapat dipastikan indonesia bagian timur terlebih dahulu yang akan merayakan, kemudian tegah dan barat. Terompetpun berteriak ditengah kesunyian malam. Masihkan kita bertanya bumi itu berotasi.
Jika kita pernah naik pesawat terbang, di ketinggian kita akan melihat bulatnya bumi, berputarkah ia? Kita bisa memastikan akan sampai di bandara tujuan pukul sekian dan waktu pulangpun akan menempuh waktu yang sama, bahkan pilot bisa memastikan dibandara mana pesawat akan tinggal landas, itu karena bumi tidak berotasi.
Telah berabad-abad diajarkan disemua bangku pendidikan, dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi, bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari sekali dalam setahun dan bumi berotasi sekali dalam sehari semalam yang mengakibatkan seakan-akan matahari bergerak dari timur ke barat setiap harinya.
Apakah ini sebuah kebenaran yang mesti kita yakini ataukah kita selama ini berada dalam sebuah kebohongan ilmiah?

Apakah memang bumi mengelilingi matahari, ataukah sebaliknya?
Tulisan ini menyingkap kabut tebal yang sudah sekian lama menutupi sinar kebenaran yang terpancar dari Al-Qur’an.
Bacalah dan renungkanlah, semoga Allah menunjukkan kita kepada jalan yang lurus.

*Artikel ini Pernah di muat di blog SMA YPHB Bogor.
Penulis adalah Guru Fisika SMA YPHB Bogor dan SMA NEGERI 1 LOHBENER. INDRAMAYU.

Senin, 26 Maret 2012

Puasa Sebagai Olah Jiwa dan Raga Tertinggi


Pada zaman modern seperti sekarang ini, kebutuhan manusia semakin banyak dan semakin kompleks. Muncullah berbagai makanan instan dan makanan junk food (siap saji) yang memang diperuntukkan bagi para manusia yang waktu makannya terforsir oleh waktu kerjanya. Orang-orang yang gila kerja pada masa sekarang ini lebih mengutamakan kerjanya daripada urusan yang lain termasuk pola makan yang sehat. Sehingga konsekuensi dari semua itu keseimbangan tubuhnya akan sedikit terganggu bahkan akan mengalami ‘shock’. Kata ‘shock’ disini mengandung arti yang sempit, maksudnya adalah organ-organ tubuh dalam proses pencernaannya akan mengalami kerja yang super ekstra karena antara pola makan dan pola hidup tidak seimbang, sehingga organ-organ tubuh itu seakan merasa kaget karena yang biasanya kerja normal sekarang dipacu untuk kerja keras secara terus menerus.

Jika hal semacam ini terus ‘dilestarikan’, maka yang terjadi adalah kerusakan yang serius pada sebagian organ tubuh bahkan bisa seluruh badan. Kerusakan ini ditandai dengan adanya penyakit-penyakit dalam yang harus membutuhkan perhatian serius dan pengobatan secara intensif. Diantara penyakit yang timbul akibat pola makan yang tidak sehat adalah penyakit asam lambung disebabkan karena kebanyakan makan makanan yang ‘pedas-pedas’dan tidak terkontrol konsumsinya.

Masih banyak lagi penyakit-penyakit dalam yang disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat atau berlebihan. Hal yang demikian ini akan menyulut berbagai macam penyakit ‘modern’ yang sedang marak-maraknya sekarang ini. Mulai dari Flu Burung, Flu Babi, Sars, HIV Aids, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu adalah penyakit-penyakit ‘modern’ yang disebabkan oleh pola makan dan pola hidup ala barat. Mengapa hal ini bisa terjadi ??? disebabkan karena pola makan kita yang terlalu berlebihan dan melampaui batas atau dalam bahasa arabnya ‘isrof’. Sedangkan ‘isrof’ dalam agama Islam tidak diperbolehkan.

Sebagaimana firman Allah dalam surat al A’raf ayat 31 yang Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Allah SWT secara eksplisit telah memperingatkan kepada kita semua untuk jangan berlebihan dan melampaui batas dalam hal makan dan minum. Tentu saja Allah SWT membuat statement seperti itu ada maksud dan tujuannya serta ada dampak dan akibatnya jika makan dan minum secara berlebihan dan melampaui batas.

Terdapat 3 fase proses metabolisme dalam tubuh kita selama seharian penuh atau selama 24 jam. Fase pertama yaitu fase pencernaan, pada fase ini terjadi proses pencernaan di dalam tubuh kita selama 8 jam pertama dimulai dari jam 12.00 siang sampai jam 08.00 malam. Seluruh makanan dan minuman yang masuk ke dalam perut kita akan diproses dan dicerna selama kurang lebih 8 jam. Kemudian pada fase kedua yaitu fase penyerapan, pada fase ini semua makanan dan minuman yang telah dicerna akan diserap oleh organ tubuh kita sehingga nantinya akan menghasilkan energy dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Proses penyerapan pun membutuhkan waktu 8 jam antara jam 08.00 malam sampai jam 04.00 dini hari. Nah fase yang terakhir adalah fase pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme, pada fase ini proses metabolism dalam tubuh kita sudah mencapai puncaknya. Sehingga sisa-sisa hasil metabolisme harus dibuang, kalau tidak dibuang maka akan menjadi racun dan penyakit dalam tubuh kita. Proses pembuangannya pun berkisar 8 jam antara jam 04.00 dini hari sampai jam 12.00 siang.

Sehingga tidak heran kalau tiap pagi biasanya kita ke belakang untuk buang hajat. Hal demikian itu disebabkan karena pada waktu-waktu tersebut adalah proses pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme yang selama 16 jam lamanya sudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Puasa sendiri mengandung 3 fungsi jika ditinjau dari segi medis. Fungsi pertama adalah Detoksifikasi (penggelontoran racun-racun), pada fungsi pertama ini puasa sangat membantu sekali dalam menggelontorkan racun-racunyang ada di dalam tubuh. Racun-racun yang sudah lama mengendap dan membatu di dalam tubuh bisa seketika hilang hanya dengan puasa. Kemudian fungsi yang kedua adalah Rejuvenasi (peremajaan sel-sel), pada fungsi ini puasa akan dapat meremajakan sel-sel yang sudah tua dan sudah rusak yang ada di dalam tubuh. Jika sel-sel yang sudah tua dan rusak tidak diganti dengan yang baru maka yang akan terjadi adalah adanya ketidakseimbangan dalam tubuh yang nantinya akan mengakibatkan sakit. Kemudian fungsi yang terakhir adalah Stabilisasi (pemantapan tubuh), jika 2 fungsi yang pertama tadi sudah terpenuhi yaitu fungsi detoksifikasi (penggelontoran racun-racun) dan rejuvenasi (peremajaan sel-sel) maka tubuh kita tinggal butuh pemantapan dan keseimbangan supaya kesehatan kita selalu terjaga. Jika tubuh kita sudah stabil kesehatannya maka dalam menjalankan aktivitas sehari-hari kita tidak usah khawatir dan was-was lagi.

Puasa adalah media yang cocok untuk kita semua dalam menjaga kesehatan tubuh secara komprehensif dan holistik, karena puasa sudah mencakup semua yang kita butuhkan dan yang dibutuhkan oleh tubuh kita lebih-lebih oleh jiwa kita. Puasa adalah terapi kesehatan yang sempurna dibandingkan dengan terapi-terapi lain. Dan menjalankan puasa itu lebih baik daripada tidak menjalankan jika kita mengetahui betapa dahsyatnya hikmah dan manfaat yang kita peroleh. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al Baqarah ayat 184 yang Artinya : (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. itulah tadi sekelumit dan seluk beluk manfaat puasa yang mungkin kita belum mengetahuinya. Nah sekarang kita sudah mengetahuinya, maka kita tinggal melakukan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita tanamkan dalam alam bawah sadar kita bahwa menjalankan puasa itu lebih baik daripada tidak menjalankannya dan tentunya agar kesehatan kita tetap terjaga.

Oleh : Luthfi Wildani el Khawarizmy
THIS IS FEATURED POST 1 TITLE

THIS IS FEATURED POST 1 TITLE

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam

Quas molestias excepturi
THIS IS FEATURED POST 2 TITLE

THIS IS FEATURED POST 2 TITLE

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam

Impedit quo minus id
THIS IS FEATURED POST 3 TITLE

THIS IS FEATURED POST 3 TITLE

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam

Voluptates repudiandae kon
THIS IS FEATURED POST 4 TITLE

THIS IS FEATURED POST 4 TITLE

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam

Mauris euismod rhoncus tortor

Popular Entry

Labels

My Guest Book